Senin, 02 Januari 2012

SUNAT DALAM KRISTEN




Bila di antara pembaca mempunyai seorang teman yang beragama Kristen, dan pembaca
sempat menanyakan tentang bersunat kepada dia, tentu dia akan menyatakan bahwa bersunat dilarang dalam ajaran Kristen, sehingga tidak aneh bagi seorang laki-laki Kristen sampai dia besar dan menikah bahkan sampai dia matipun tidak akan pernah bersunat.

Namun di Amerika dan negara-negara maju lainnya, bagi orang-orang Kristen yang sekular akan memilih bersunat walaupun hal itu menentang ajaran agamanya, bagi orang-orang sekular manfaat yang didapatkan dari bersunat tidak dapat dipungkiri lagi, oleh karenanya orang-orang sekular memilih bersunat dan mengacuhkan larangan agamanya, bagi orang-orang sekular keputusan bersunat adalah urusan dunia dan bukan urusan agama, sikap orang-orang sekular ini tentunya sangat memukul ajaran Kristen, pasalnya
mereka seakan-akan menganggap ajaran tidak bersunat adalah ajaran yang tidak mengetahui kebersihan, kesehatan dan fitrah manusia.

Menurut hasil penelitian, bersunat mempunyai banyak manfaat diantaranya Kebersihan, karena dengan bersunat jalan keluar urine tidak ada yang menghalangi lagi dan tidak ada tempat bagi tertampungnya kotoran pada kelamin. Kesehatan, Memang, sunat dapat menghindari timbulnya berbagai penyakit. Misalnya, fimosis, parafimosis, kandidiasis, serta tumor ganas dan pra ganas pada daerah alat kelamin laki-laki. Dan, terbukti pula, penis laki-laki yang disunat lebih higienis. Jadi, di masa tuanya kelak, ia jadi lebih mudah merawatnya.

Dan, yang paling menarik, selain jadi lebih sensitif, tidak mudah lecet dan terkena iritasi, bersunat juga punya pengaruh terhadap kehidupan seksual laki-laki. Ia akan terhindar dari ejakulasi dini! Dan masih banyak manfaat dari bersunat. (pada hal. 4 saya kutipkan penelitian terkini dari manfaat bersunat)

Mari kita kaji, benarkah di Kristen tidak ada ajaran bersunat, padahal Yesus sendiri bersunat, mengapa orang-orang Kristen tidak bersunat padahal mereka mengklaim sebagai pengikut Yesus, nenek moyang Yesus yaitu nabi Ibrahim juga bersunat, lalu apa resiko dalam agama bila mereka bersunat ?.

Asal Mula Perintah Bersunat


Menurut Bible (kitab suci umat Kristen) asal mula perintah bersunat adalah ketika Abraham yang sudah berumur 99 tahun dijanjikan akan mempunyai keturunan oleh Allah dan dari keturunannya akan menjadi bangsa-bangsa dan raja-raja dan akan diberikan negeri-negeri yang akan dikelolanya, dan Allah menuntut Abraham serta keturunan untuk bersunat :

Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.(9)
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (10)
haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. (11)
Kejadian 17:9-11


Sejak itu keturunan Abraham yang laki-laki selalu dikerat kulit khitannya, dan perjanjian itu kekal adanya sampai selama-lamanya :

......maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal . Kejadian 17:13


Maka ketika Yesus lahir dan genap berumur delapan hari, Yesus langsung disunat :
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya Injil Lukas 2:21

Ketika Yesus telah dewasa yaitu ketika Yesus menyampaikan risalahnya, Yesus menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah menghapus dan meniadakan hukum-hukum terdahulu yang terdapat dalam kitab taurat termasuk bersunat, seperti sabdanya yang tercantum dalam Bible:

Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal. Lukas 16:17

Al-Qur’an juga mengisaratkan demikian :
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata:"Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat….. QS. 61:6>

Jadi Yesus mengajarkan kepada kaumnya agar bersunat bagi laki-laki, dan ajaran itu tetap diikuti oleh orang-orang Yahudi hingga saat ini.

Kristen Dan Kewajiban Bersunat


Tetapi orang-orang Kristen yang mengklaim sebagai pengikut Yesus justru melarang untuk bersunat, mereka berargumentasi bahwa kewajiban bersunat hanyalah berlaku bagi Abraham dan keturunannya (Yahudi) sebagai tanda perjanjian, Yesus bersunat karena Yesus memang orang Yahudi.

Namun bila kita telusuri dalam Bible, sama sekali tidak ada ajaran Yesus yang menyatakan bahwa bagi orang-orang non Yahudi tidak diwajibkan untuk bersunat. Walaupun pada saat itu orang-orang non Yahudi memang tidak bersunat, hal itu bukan karena adanya larangan untuk bersunat tetapi karena ajaran Yesus hanya diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi saja, seperti sabdanya dalam Bible :

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israil." Matius 15:24

Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa nabi Isa as di utus hanya untuk bani Israel :

“..Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu..” QS. 61:6

Jadi kalau orang-orang non Yahudi tidak bersunat ketika itu, alasan satu-satunya adalah karena mereka tidak dalam satu agama dengan Yesus, bila mereka masuk ke dalam agama Yesus maka mereka secara otomatis harus bersunat seperti dalil-dalil berikut ini :

Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetap tidak termasuk keturunanmu. (12)
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. (13)
Kejadian 17:12-13


Kalimat yang digaris-bawahi menyatakan kewajiban bagi orang-orang non Yahudi bila sudah dalam agama Abraham. Jadi bersunat atau tidak bukan karena Yahudi atau non Yahudi tetapi karena alasan di dalam atau di luar agama Abraham. Hal ini dikuatkan ayat berikut :

.... "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Kisah 15:5

Argumentasi orang-orang Kristen yang menyatakan bahwa mereka tidak bersunat karena mereka bukan orang Yahudi tidak tepat menurut kontektual ayat. Mereka tidak bersunat lebih dikarenakan mengikuti ajaran Paulus.

Paulus adalah seorang Yahudi yang ahli dalam hukum Taurat dan filsafat Yunani, Paulus adalah orang yang seangkatan dengan Yesus tetapi bukan murid Yesus dan sama sekali tidak pernah bertemu dengan Yesus, Paulus seringkali mengejar-ngejar dan membunuhi murid-murid Yesus, hingga akhirnya Paulus mengaku ditemui oleh Yesus dalam rupa cahaya dan bertobat, setelah itu Paulus menyebarkan agama Kristen kepada orang-orang non Yahudi yang sama sekali berbeda dengan ajaran Yesus bahkan bertentangan.

Berikut ini salah satu contoh ajaran Paulus kepada jemaat Galatia orang-orang non Yahudi

Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Galatia 5:2

Dalam ayat tersebut Paulus mendoktrinkan kepada orang-orang non yahudi bahwa bila mereka bersunat, maka penyaliban dan penebusan dosa oleh Yesus akan sia-sia belaka.

Lebih jauh Paulus mendoktrinkan bagi orang-orang non Yahudi yang bersunat maka ia harus menerapkan hukum taurat secara total.

Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Galatia 5:3

Maksud ayat tersebut adalah orang-orang non Yahudi tidak perlu bersunat dan tidak perlu mengikuti hukum Taurat, bila mereka bersunat maka mereka harus mengikuti hukum Taurat secara keseluruhan.

Padahal Yesus mengajarkan harus bersunat dan mengikuti hukum Taurat sementara Paulus mengajarkan sebaliknya, Yesus hanya mengajarkan risalahnya kepada orang-orang Yahudi sementara Paulus mengajarkan ajarannya kepada orang-orang non Yahudi tetapi mengatasnamakan ajarannya adalah ajaran Yesus, Jadi tidak bersunat bukanlah ajaran Yesus tetapi ajaran Paulus.

Ajaran Bersunat datangnya Dari Allah SWT


Ditinjau dari dalil-dalil yang ada, ajaran bersunat dapat dipastikan datangnya dari Allah SWT, apalagi temuan-temuan modern menunjukkan bahwa dengan bersunat manusia akan mendapatkan manfaat yang besar bagi dirinya sendiri ataupun bagi orang lain, temuan-temuan modern ini sebagai bukti bahwa bersunat adalah ajaran yang datangnya dari Allah SWT. Allah SWT memerintahkan hambanya bersunat karena Allah Mengetahui akan hikmah bersunat apalagi ketika turun perintah bersunat sama sekali belum diketahui manfaat dari bersunat.

Ditinjau dari kontekstual ayat, perintah larangan bersunat bukan datang dari Allah, tetapi sebagai ajaran Paulus yang mengaku ditemui oleh Yesus dalam rupa cahaya sebagai pengokoh seakan-akan larangan bersunat adalah dari yesus, apalagi temuan-temuan modern menunjukkan bahwa tidak bersunat akan membawa resiko besar bagi dirinya sendiri dan perempuan yang menjadi istrinya.

Mungkinkah Tuhan melarang bersunat yang mengakibatkan tersebarnya penyakit dan bertentangan dengan fitrah manusia, bukankah hal ini bertentangan dengan sunah-NYA?

Sangat mungkin larangan bersunat hanyalah karangan Paulus belaka, karena Paulus bukanlah Tuhan dan bukan pula nabi dan juga bukan seorang ilomuwan sehingga tidak mengetahui akibat buruk akibat tidak bersunat, makanya tidak mengherankan penyakit kela-min tersebar cepat dinegara-negara yang rakyatnya tidak bersunat ?

Pengakuan Paulus pernah ditemui oleh Yesus dapat diuji dan didiskusikan, kemungkinan Paulus jujur dan berbohong masih sangat terbuka, kalau Paulus tidak jujur sudah sangat wajar ajarannya sangat bertentangan dengan ajaran Yesus, karena mungkinkah ketika Yesus ada di Bumi mengajarkan bersunat, mengesakan Allah,

dia sebagai nabi lalu setelah Yesus terangkat ke langit tiba-tiba Paulus mengklaim ditemui oleh Yesus dan Yesus mengubah ajarannya 180° ? Inilah yang harus dikaji-kritisi.

SUNAT DAN SEKULARISME


Alasan mengapa harus ada sekularisme adalah karena adanya hukum-hukum agama yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan fitrah manusia.

Bersunat adalah salah satu bentuk yang secara ilmiah sangat bermanfaat bagi manusia dan sesuai dengan fitrah manusia, karena dengan bersunat manusia menjadi hidup lebih bersih, sehat dan memenuhi kehidupan yang paling pribadi secara lebih baik.

Pelarangan bersunat dalam agama Kristen menyebabkan orang-orang yang berpikiran maju secara ilmiah dan mengetahui manfaat yang banyak dan besar dari bersunat mengharuskan mereka untuk hidup secara sekular, yaitu harus memisahkan antara agama dengan urusan manusia.

Dalam Islam tidak ada satu hukumpun yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan fitrah manusia, salah satunya adalah tentang kewajiban bersunat, hal ini menjadikan agama Islam sebagai agama yang ramah lingkungan dan paling bersahabat, tepat seperti yang diisyaratkan dalam al-Qur’an bahwa agama Islam adalah agama Rahmatan lil Alamin.

Dengan demikian, ide sekularisme dalam Islam adalah ide yang salah sasaran yang justru akan menghancurkan tatanan kehidupan dunia, orang-orang yang memaksakan sekularisme dalam Islam dikarenakan menuruti hawa nafsunya bukan karena alasan ilmu pengetahuan.
(sumber islahonline.com)

Penelitian Baru Kukuhkan Manfaat Sunat


BOSTON - Manfaat bersunat sudah sering dikemukakan. Namun sebuah laporan ilmiah di AS baru-baru ini, menegaskan kembali kegunaannya.

Disebutkan, kaum wanita yang berhubungan badan dengan pria sunat, akan lebih kecil kemungkinannya terkena kanker leher rahim. Dan, pria sunat tidak begitu berisiko terserang kanker penis.

Laporan riset tersebut dimuat dalam Jurnal Kedokteran New England, Kamis kemarin. Mengapa sunat bermanfaat? Pria-pria sunat ternyata tidak begitu banyak menyerap human papillomavirus (HPV).

HPV diyakini bertanggung jawab atas lebih dari 99 persen kasus kanker leher rahim. Kanker ini merupakan jenis kedua yang sering menyerang kaum wanita.

Dalam analisanya terhadap tujuh studi di lima negara dan tiga benua, tim yang dipimpin Dr Xavier Castellsaque dari RS Llobre-gat Hospital di Barcelona, Spanyol, itu menemukan HPV pada sekitar 20 persen pria yang tidak disunat, namun kurang dari enam persen dari seluruh pria yang disunat Bagi kaum wanita, kemungkinannya terserang kanker leher rahim paling tidak 58 % lebih kecil jika pasangannya disunat, meski pasangannya punya sejarah berganti-ganti pasangan.

Dalam sebuah editorial, Drs HansOlov Adami dari Institut Karolinska di Stock-holm dan Dimitrios Trichopoulos dari Sekolah Kesehatan Umum Harvard, mengatakan ide bahwa sunat mungkin mengurangi risiko kanker leher rahim pada pasangan wanitanya telah diduga sejak lama, dan studi baru itu memberikan penjelasan secara biologi yang masuk akal Mereka menyatakan, jika kita menganggap 25 % kaum pria di seluruh dunia disunat, maka kaum wanita yang menderita kanker leher rahim berkurang 23% sampai 43%. Sunat juga bisa mengurangi risiko kanker alat kelamin, HIV dan infeksi lainnya. (rtr-niek-46)

Dikutip dari Harian Suara Merdeka Jum’at 2 April 2002 pada kolom International

Khitan di Usia Dewasa


Penelitian terbaru menunjukkan khitan di usia dewasa berpengaruh terhadap performa seksual pria bersangkutan. Ereksinya jadi berlangsung lebih lama dibandingkan sebelum dikhitan. Walau begitu, bukan berarti khitan ‘obat manjur’ ejakulasi dini.

Penelitian sebelumnya, yang membandingkan sensitivitas penis pria dewasa yang tidak dikhitan dan yang dikhitan sejak kecil, menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata. Namun jika khitan dilakukan setelah dewasa, sensitivitas penis berubah ke arah yang positip.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Temucin Senkul, urology dari GATA Haydarpasa Training Hospital di Istambul, Turki, 42 pria yang semuanya berusia 22 tahun secara sukarela mendaftar untuk dikhitan.

Seluruh sukarelawan adalah heteroseksual dan dalam kondisi kesehatan prima yang tak memerlukan obat-obatan untuk mendapatkan ereksi. Sebelum dikhitan, mereka diwawancarai dokter tentang gairah seksual, ereksi, ejakulasi, masalah seksual yang dihadapi dan kepuasan secara menyeluruh.

Mereka juga diminta untuk ‘mengukur’ berapa lama ereksi dapat dipertahankan sebelum ejakulasi dalam tiga sesi hubungan seksual terakhir. Tiga bulan setelah dikhitan, mereka diwawancarai dengan pertanyaan yang sama.

Hasilnya, mereka melaporkan semuanya berjalan sama seperti sebelumnya, kecuali waktu yang dibutuhkan untuk ejakulasi jadi lebih lama. Senkul memperkirakan sensitivitas penis berkurang setelah dikhitan sehingga memperlambat pencapaian klimaks.

“Atau bisa jadi khitan membuat mereka lebih percaya diri sehingga mampu menahan ereksinya lebih lama.

Yang jelas khitan di usia dewasa sama sekali tidak ‘merusak’ performa seksual seorang pria,” katanya.

“Waktu yang lebih lama untuk ejakulasi justru bisa dianggap sebagai keuntungan daripada kerugian,” tambah Senkul. Walau begitu ia tak ingin ada interpretasi bahwa khitan merupakan ‘obat’ untuk ejakulasi dini, mengingat penyebab ejakulasi dini bisa amat kompleks.
(astaga)

Tidak ada komentar: