Selasa, 03 Januari 2012

AHLUL KITAB DALAM AL-QURAN

Pendahuluan
Salah satu pembicaraan yang banyak muncul dalam Al-Quran adalah masalah Ahlul Kitab. Namun, pembicaraan mengenai Ahlul Kitab memerlukan kajian yang mendalam, menyeluruh dan integratif atas seluruh ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengannya. Pemahaman yang parsial sangat mungkin mengakibatkan penyimpangan pemahaman yang cukup fatal. Istilah Ahlul Kitab memang merupakan istilah yang cukup menggelitik karena justru istilah ini kebanyakan ditujukan kepada orang-orang yang memiliki Kitab Allah tetapi pada saat yang sama ia mengangkanginya. Padahal kalau dilihat dari segi bahasa, semestinya Ahlul Kitab adalah mereka yang
senantiasa berpegang kepada Kitab yang berisi ajaran dan risalah Allah bagi para hamba-Nya. Pemahaman yang tidak atau kurang proporsional yang berakibat kesalahpahaman itu dapat kita lihat misalnya ungkapan yang mengatakan bahwa kita kaum muslimin ini adalah juga Ahlul Kitab, atau sebuah judul buku yang menyebutkan “Dan Ahlul Kitab pun Masuk Surga”. Dalam kesempatan ini, dengan segala keterbatasan penulis mencoba merangkum dari berbagai kajian tentang Ahlul Kitab dalam Al-Quran, dengan memusatkan kajian pada Istilah Ahlul Kitab dalam al-Quran dan Gambaran tentang Sifat dan Prilaku Ahlul Kitab. Istilah-istilah Ahlul Kitab dalam Al-Quran dan Gambaran Tentang Sifat dan Prilaku Para ulama ahli tafsir bersepakat bahwa Ahlul Kitab adalah kaum Yahudi dan Nasrani, yang bangsa yang mendapatkan pengajaran kitab dari Rasul Allah Musa AS dan Isa AS tetapi mereka mendustakan dan mengingkari kitab mereka, menyelisihi ajaran Rasulnya. Memang ada sebagian pendapat (seperti al-Qasimi, Muhammad Abduh, Maulana Muhammad Ali) yang ingin mengembangkan pemahaman mengenai Ahlul Kitab tidak hanya terbatas pada Yahudi dan Nasrani, tetapi semua umat beragama yang memiliki Kitab Suci, sehingga Hindu, Budha dan masyarakat pemeluk agama lainnya pun disebut Ahlul Kitab. Hanya saja mereka membatasi hal itu sebelum diutusnya Nabi Muhammad. Maka pendapat beberapa pihak, seperti M. Amin Abdullah, mantan Ketua Majelis Tarjih, dalam suatu kesempatan (pada saat Bedah buku Tafsir Tematik Hubungan Sosial Antar Umat Beragama) mengatakan bahwa kita umat Islam ini juga Ahlul Kitab, adalah pendapat yang perlu dipertanyakan. Yang jelas, perluasan makna Ahlul Kitab kepada selain Yahudi-Nasrani, akan berimplikasi luas, karena istilah itu merupakan sindiran Al-Quran terhadap orang-orang yang mendapatkan Kitab Allah melalui para Rasul Allah, tetapi mereka mendustakannya, mengingkarinya. Bahkan membunuh nabi dan rasul yang diutus kepada mereka. Dengan demikian perluasan makna tersebut justru menyimpang dari pesan Al-Quran. Ini salah satu bentuk penerapan metode hermeneutik terhadap Al-Quran. Para pengusung hermeneutik itu mengatakan, “inilah pencerahan pemikiran, kajian cerdas terhadap Al-Quran”. Tetapi sebenarnya tidak lebih hanya akan menelikung dan berpaling dari Al-Quran. Nauzubillah. Kalau kita cermati, Al-Quran menyebutkan fenomena Ahlul Kitab sebanyak sekitar137 kali dengan rincian peristilahan sebagai berikut: No. Penyebutan Frekwensi 1. Ahl al-KitÉb (اهل الكتاب) 31 kali 2. Al-ladzÊna ËtË al-KitÉb (الذين أوتواالكتاب) 16 kali 3 Al-ladzina atainahum al-Kitab (الذين آتيناهم الكتاب) 8 kali 4 Al-ladzÊna ËtË naÎÊban min al-KitÉb (الذين أوتوا نصيبا من الكتاب) 3 kali 5. Al-Ladzina yaqra´un al-Kitab min qablika (الذين يقرءون الكتاب من قبلك) 1 kali 6. Al-YahËd (اليهود) = 8, dan Hūdan (هودا) = 4 [6]kali 12 kali 7. Al-ladzÊna hÉdË (الذين هادوا) 10 kali 8. Al-NaÎÉra (النصارى)= 14 dan Ahlul Injil (أهل الأنجيل) = 1 15 kali 9. BanÊ/BanË IsrÉ’Êl (بنوإسراءيل\بنى إسراءيل) 41 kali Jumlah 137 kali Masing-masing istilah tersebut memiliki konotasi yang berbeda satu sama lain. 1. Term Ahlul Kitab Terminologi Ahlul Kitab sendiri juga sering diungkapkan dalam konteks dan muatan yang berbeda-beda. Suatu ketika Ahlul Kitab mencakup makna Yahudi dan Nasrani, seperti firman Allah:                                  64. Katakanlah: "Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".(Ali Imran) Ayat ini berisi perintah kepada Rasulullah dan umatnya (Islam) agar mengajak Ahlul Kitab (Yahudi-Nasrani) agar kembali kepada ajaran Tauhid (Islam), serta meninggalkan penyimpangan-penyimpangan dari agamanya, seperti perbuatan syirk dengan mempertuhan sesama manusia atau makhluk lainnya. Ayat tersebut dilanjutkan dengan menerangkan perselisihan Ahlul Kitab (Yahudi-Nasrani) tentang Nabi Ibrahim yang saling mengklaim bahwa Ibrahim adalah Rasul yang membawa Taurat (menurut Yahudi) dan Injil (menurut Nasrani). Padahal Ibrahim bukanlah Yahudi maupun Nasrani, tetapi Ibrahim adalah Muwwahid dan Muslim yang lurus, dan terbebas dari ideologi kemusyrikan. Lebih jauh dijelaskan bahwa sebagian Ahlul Kitab suka menyesatkan umat Islam, padahal sebenarnya mereka menyesatkan diri mereka sendiri.                                                        ••   •  •        •              65. Hai ahli kitab, Mengapa kamu bantah membantah[ ] tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. apakah kamu tidak berpikir? 66. Beginilah kamu, kamu Ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui[ ], Maka Kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui[ ]? Allah mengetahui sedang kamu tidak Mengetahui. 67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus[ ] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. 68. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi Ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman. 69. Segolongan dari ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.(Ali Imran) Meskpin demikian, Al-Quran juga menyebutkan bahwa di antara Ahlul Kitab (Yahudi-Nasrani) ada yang mau berpikir jujur dan beriman setelah membaca kitab Al-Quran dan mendengar dakwah Rasulullah, sehingga di antara mereka ada yang dengan suka cita masuk Islam, salah seorang di antaranya yang paling populer adalah Abdullah bin Salam, yang diibaratkan bahwa pengetahuan dan pengenalannya terhadap Al-Quran dan Islam sebagaimana pengenalan mereka terhadap anak mereka. Seperti diisyaratkan oleh firman Allah dalam surat Al-Baqarah: 146, yang berbunyi:         •    •    146. Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang Telah kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri[ ]. dan Sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka Mengetahui. Allah juga menerangkan bahwa Ahlul Kitab itu satu sama lain tidak, sama ada di antara mereka yang lurus dan membaca ayat-ayat Allah di sepanjang malam, beriman dan tidak menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah. Dan Allah memberikan pahala kepada mereka, karena keislaman dan keimanan mereka. (QS. Ali Imran: 110, 113, 199) Pada ayat yang lain, terminologi Ahlul Kitab yang ditujukan kepada Yahudi saja. Khusus ditujukan kepada Yahudi pada umumnya bernada sumbang dan negatif, seperti firman Allah: •          •                  105. Orang-orang kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Ali Imran) Juga firman Allah: •          •        •           •       109. Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, Karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[ ]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah: 109) Adapun term Ahlul Kitab yang dikhususkan kepada Nasrani antara lain dalam bentuk kecaman terhadap mereka, karena sikap dan prilaku mereka yang berlebih-lebihan dalam beragama, seperti mengkultuskan Nabi Isa AS, bahkan menempatkan Isa sebagai Tuhan di samping Allah. Firman Allah, QS. Al-Nisa 171:            •                                                   171. Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[ ], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya[ ] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya[ ]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara. Juga firman Allah dalam Al-Maidah: 77:                         77. Katakanlah: "Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang Telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka Telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". 2. Term Al-LadzÊna ÓtainÉhum al-KitÉb Secara umum pernyataan dengan term tersebut menunjukkan bahwa mereka yang diberi kitab memahami sebaik-baiknya petunjuk yang diberikan kepada mereka. Demikian itulah, sehingga ketika datang kepada mereka Al-Quran yang dibawa Muhammad SAW mereka langsung mengenalnya dan beriman kepadanya. Seperti difirmankan Allah dalam Al-Baqarah: 121; 146, Al-AnÑam: 20, 89, 114, Al-RaÑd: 36, Al-Qasas: 52, dan Al-Ankabut: 47.     •             121. Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[ ], mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi. (Al-Baqarah: 121)                20. Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah). (Al-An’am: 20) 3. Term Al-ladzÊna ÕtË al-KitÉb Pengulangan kata ini dalam Al-Quran sebanyak 16 kali, yang secara umum ditujukan kepada komunitas Yahudi dan Nasrani, dengan dua kecenderungan, yakni berupa penilaian positif dan penilaian negatif. Penilaian positif, dalam arti mereka yang meyakini bahwa ajaran Taurat dan Injil adalah wahyu Allah, , seperti firman Allah: •                Dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 144) Namun, lebih banyak dengan term ini, Al-Quran menunjukkan bahwa setelah mereka menerima Al-Kitab berselisih dan terpecah-belah, lebih-lebih setelah datangnya Rasulullah SAW. Mereka berbeda pendapat dalam menyikapi kehadiran Muhammad SAW sebagai rasulullah. Sebenarnya mereka itu memahami bahwa kedatangan Muhammad SAW adalah suatu kebenaran yang nyata, termasuk tentang ketetapan KaÑbah sebagai kiblat umat Islam yang seharusnya mereka ikuti, tetapi mereka tetap saja enggan mengakuinya karena pengaruh hawa nafsu. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah:        •                •         •     145. Dan Sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 145) Diinformasikan pula dalam Al-Quran bahwa sebelum datangnya Nabi Muhammad saw sebagai pelanjut dan penyempurna ajaran kitab suci terdahulu, dan mereka yang diberi al-Kitab itu diambil janji agar mereka menerangkan isi kitab suci itu kepada manusia secara jujur dan tidak menyembunyikan sebagian isinya (QS. Ali Imran : 187). Namun, ternyata pengetahuan tentang kitab sucinya yang memuat keterangan tentang datangnya Muhammad mereka sembunyikan, seolah-olah mereka tidak mengetahuinya. (QS: 101):                        101. Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (Kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah Kitab Allah). Dengan term ini pula Allah mengingatkan kepada umat Islam agar berhati-hati kepada Ahlul Kitab agar tidak termakan tipu daya mereka dan seterusnya. (Ali Imran: 108, 186; Al-Maidah: 57) Namun juga menunjukkan kebolehan umat Islam untuk menjalin relasi (hubungan) sosial dengan mereka. (Al-Maidah: 5) 4. Al-ladzÊna ËtË nasÊban min al-KitÉb Al-Tabatabai dalam Al-Mizan, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan utu nasiban minal kitab adalah bahwa yang ada pada mereka itu hanyalah sebagian dari Kitab yang diturunkan Allah, karena perubahan-perubahan yang mereka lakukan atas bahagian yang lain. Berbeda dengan kalimat utul kitab yang isinya bervariasi antara kecaman, ajakan dan kebolehan melakukan hubungan sosial, pada ter utu nasiban minal kitab semuanya memuat kecaman terhadap sifat dan prilaku buruk mereka, seperti pemutarbalikan kebenaran, upaya mengacaukan ajaran Islam, dan menyebarkan informasi dan opini buruk tentang Islam. (Ali Imran: 23, Al-Nisa: 44, 51)                      23. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang Telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada Kitab Allah supaya Kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; Kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran).                44. Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang Telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)? mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).                      51. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut[309], dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman. [309] Jibt dan thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t. 5. Al-ladzÊna Yaqra´Ëna al-kitÉba min qablia Ayat ini berkaitan dengan Yahudi dan Nasrani, yang dinyatakan oleh Allah sebagai orang-orang yang pernah membaca kitab suci sebelum Muhammad, yakni Taurat dan Injil. Dalam Yunus: 94, Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad SAW, bilamana beliau ragu-ragu akan Kitab yang diturunkan kepadanya, agar beliau bertanya kepada pada Ahlul Kitab yang telah membaca kitab-kitab tersebut. Tetapi Nabi Muhammad tidak mungkin meragukannya. Ayat ini juga mengandung kesaksian bahwa Al-Quran adalah sebenar-benarnya kebenaran yang datang dari Allah.                         94. Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum kamu. Sesungguhnya Telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu. 6. Al-YahËd dan HËd Baik terma al-YahËd maupun HËdan, keseluruhannya bernada negatif. Hampir seluruhnya berkaitan dan klaim-klaim Yahudi yang tidak benar. Misalnya adanya saling klaim antara Yahudi dan Nasrani, bahwa hanya pihaknya masing-masing yang benar, selamat dan masuk surga. Tetapi Allah katakan bahwa itu hanyalah angan-angan mereka. (Al-Baqarah: 111). Juga berisi bantahan terhadap mereka yang mengklaim bahwa para Nabi: Ibrahim, Ismail, Ishaq adalah dari golongan mereka Yahudi atau Nasrani. (Al-Baqarah: 140)   •       •                         140. Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah[ ] yang ada padanya?" dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. 7. Al-LadzÊna HÉdË Penyebutan term al-ladzina hadu, sebagian besar berisi kecaman terhadap meraka, karena pelanggaran mereka atas ketetapan-ketetapan Allah bagi mereka. Di antaranya karena mereka merubah isi kitab mereka. (Al-Nisa: 46) Mereka dikecam juga karena mereka suka membawa berita bohong dan menmutar balikkan fakta, sehingga umat Islam diperingatkan agar berhati-hati dan waspada terhadap ulah Yahudi itu. Allah berfirman Qs. Al-Maidah: 41:             •                                                                 41. Hari rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami Telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong[ ] dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[ ]; mereka merobah[ ] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka mengatakan: "Jika diberikan Ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan Ini Maka hati-hatilah". barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Di samping itu, Allah juga mengecam komunitas Yahudi dengan term ini, karena sikap eksklusif mereka dan mereka mengklaim sebagai kekasih Allah, sedangkan orang lain tidak termasuk di dalamnya, dalam arti orang di luar mereka hanyalah sesat dan mendapatkan siksaan dari Allah. (Al-Jumu’ah: 6)            •• •      6. Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa Sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, Maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". 8. An-NaÎÉrÉ dan Ahlul InjÊl Pada umumnya ungkapan naÎÉra selalu disambungkan dengan al-yahËdu atau hËdan, yang berisi kecaman, maupun berupa ajakan untuk kembali ke jalan yang benar, dan peringatan agar umat Islam berhati-hati atas perbuatan dan prilaku mereka. (misal Al-Baqarah: 120) Hanya ada satu ayat yang mengungkapkan kata nasara berdiri sendiri, yakni QS. Al-Maidah: 14):                            14. Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami Ini orang-orang Nasrani", ada yang Telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diberi peringatan dengannya; Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan. Setidaknya terdapat dua ayat yang menyebutkan term al-naÎÉrÉ bersamaan dengan al-yahud, bahkan dengan orang shabiun, yang mengindikasikan di antara mereka ada kelompok yang berpegang teguh kepada ajaran Nabi Isa AS, sebagaimana Waraqah bin Naufal, yang sempat berjanji akan mengikuti dan beriman kepada Muhammad SAW. Mereka yang berpegang teguh kepada ajaran Nabinya dan ketika datang Nabi Muhammad SAW mereka mengikuti ajaran Islam, maka mereka akan mendapatkan keselamatan. Al-Quran juga mengenalkan bahwa orang yang paling akrab dan menunjukkan cinta kasih kepada orang-orang Muslim adalah orang-orang yang mengatakan dirinya Nasrani. Ini berlawanan dengan sikap Yahudi yang keras dan memusuhi umat Islam. (Al-Maidah: 82)  •  ••          ••         •        82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami Ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan Karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) Karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. Kaum Nasara dalam Al-Quran juga dipanggil dengan Ahlul Injil, yang diungkap dalam kontek ajakan dan perintah agar mereka berpegang kepada hukum Allah yang ada pada kitab yang diturunkan kepada mereka. Ini menunjukkan bahwa di antara mereka banyak yang melanggar dan tidak melaksanakan hukum-hukum Allah. (Al-Maidah: 47)                   47. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya, barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. 9. Bani Israil Kata Bani Israil disebutkan sebanyak 41 kali, yang secara umum menunjukkan bahwa Allah mengasihi bani Israil, di antaranya dengan melebihkan potensi sumber daya manusianya dengan bangsa lain, serta banyak Nabi dan Rasul yang diturunkan kepada mereka. Tetapi pada saat yang sama Bani Israil merupakan bangsa yang tidak tahu diri, tidak bersyukur, nakal, sukar diatur, eksklusif, dan suka berbuat kerusakan. Ayat-ayat Al-Quran banyak mengingatkan Bani Israil agar senantiasa mensyukuri nikmat Allah yang diturunkan kepada mereka. Bahkan Allah menyebutkan beberapa nikmat yang sangat besar bagi mereka. Tetapi mereka tetap saja mengingkarinya. Mereka ingkai kebenaran ajaran para Rasul dan sebagainya(QS. Al-Baqarah: 40-141) يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ 40 وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ 40. Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang Telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan Hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). 41. Dan berimanlah kamu kepada apa yang Telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan Hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa. 42. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu Mengetahui. 43. Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku’. . 44. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? 45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', .                 ••     •                                                                               83. Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 84. Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, Kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. 85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. Oleh: Syamsul Hidayat

Tidak ada komentar: