Senin, 14 Januari 2013

Gospels, and the history of writing


Injil dan Sejarah Penulisannya Dalam Bimbingan Roh Kudus Dan Berbagai Kontradiksi Ayat Yang Berbeda
 
Ada empat Injil yang diterima dan digunakan oleh umat Kristen saat ini yaitu :
1. Injil Matius
2. Injil Markus
3. Injil Lukas
4. Injil Yohanes
Sebelumnya, pada masa-masa awal perkembangan Kristen, Injil tidak hanya berjumlah empat tersebut di atas, melainkan puluhan bahkan ratusan, karena pada saat itu sudah terdapat banyak sekte-sekte Kristen dan setiap sekte memiliki Injil yang berbeda dengan Injil sekte-sekte Kristen lainnya.
Setiap sekte mengklaim Injilnyalah yang sesuai dengan ajaran sejati Yesus, namun tidak ada satu injilpun yang betul-betul mencatat ajaran Yesus secara akurat dan pasti, tidak ada satu Injilpun yang berisi secara pasti apa saja yang disabdakan oleh Yesus, semua telah bercampur dengan penafsiran dan dugaan.
Hal di atas bukan pendapat seorang Muslim semata yang ingin menyampaikan bahwa Injil-Injil yang ada sekarang ini hanyalah berupa tafsiran atas ajaran Yesus dan kisah Yesus, namun hal tersebut di atas telah diakui oleh pihak intelektual Kristen sendiri seperti :
Washington Gladden, dalam bukunya Who Wrote the Bible, page 248 :

Tidak seorangpun di bumi yang tahu, atau akan tahu, apa kata-kata sebenarnya yang diucap-kan oleh Yesus dalam khutbahnya di atas bukit, dalam pembicaraannya di pinggir mata air, dalam pesan-pesan terakhirnya kepada para muridnya?..dst?dst.

Kamis, 03 Januari 2013

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam Keturunan Ibrahim 'alaihissalam??

Silsilah Muhammad saw Keturunan Ibrahim asDi berbagai kesempatan diskusi lintas Agama, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh kalangan penghujat dan misionaris adalah tentang silsilah Nabi Muhammad saw.


Mereka sering menuntut sebuah penjelasan tentang silsilah Nabi Muhammad saw adalah keturunan nabi Ismail as.

Hal yang sangat perlu diketahui oleh kita semua adalah, bahwa dasar keimanan seorang Muslim dasarnya bukanlah nabi Muhammad saw itu keturunan Ismail as atau bukan. Tidak sebagaimana mereka yang menjadikan silsilah Yesus sedemikian penting untuk ditunjukan bahwa Yesus adalah Keturunan Nabi Daud as. menjadi bagian dari isi kitab suci mereka, yang mereka klaim bahwa penulis Bible mendapatkan bimbingan Roh kudus.

Jadi kalau sampai ada satu saja kesalahan yang ditemukan maka itu sudah menunjukan ada persoalan serius dalam keyakinan mereka, apalagi kalau ditemukan kesalahan yang sangat fatal pada penyusunan silsilah maka dengan secara otomatis kebenaran isi kitab suci mereka pantas untuk dipertanyakan terlebih menyangkut klaim bahwa penulis Bible dibimbing Roh Kudus.

Selasa, 01 Januari 2013

Allah Mempunyai Anak ?? Al-Baqarah ayat 116


SURAT AL-BAQARAH (2) Ayat 116

وَقَالُواْ اتَّخَذَ اللّهُ وَلَداً سُبْحَانَهُ بَل لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ كُلٌّ لَّهُ قَانِتُونَ
[Mereka berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi; semua tunduk kepada-Nya.]
[And they say: Allah has taken to himself a son. Glory be to Him; rather, whatever is in the heavens and the earth is His; all are obedient to Him.]

1). Di ayat yang lalu kita disuguhi fahaman yang sangat mendasar mengenai وَجْهُ اللّهِ (wajɦullaɦ, wajah Allah). Tujuannya, agar mudah memahami pembahasan di ayat ini. Yaitu tentang sanggahan Allah atas pandangan agama-agama tertentu yang meyakini kalau Tuhan itu punya anak. “Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putera Allah’ dan orang Nasrani berkata: ‘al-Masih itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka (hanya) meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Allah murka kepada mereka; (maka) bagaimana mereka sampai berpaling?” (9:30) Kaum musyrik (penyembah berhala, politeis)—terutama kaum musyrik Mekah—juga meyakini bahwa Tuhan itu punya anak; dan anak Tuhan yang mereka percayai itu berjenis kelamin perempuan. “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Lata dan al-Uzza. Dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah” (53:19-20) Ada pula kalangan tertentu yang meyakini bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak Tuhan: “Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah telah mempunyai anak’, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan.” (21:26) Dari sisi agama, keyakinan seperti itu bukan perkara kecil karena punya konsekuensi pada jiwa, ruhani, dan kehidupan ideologis manusia. “Dan mereka berkata:

Uzair anak allah..


Telah menjadi perbedaan yang sangat tajam antara yahudi dan Islam dalam memandang pak uzair/ezra...

At Taubah 30 :
“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah”

haqqul yaqin,muslim meyakini bahwa informasi al quran adalah 100% kebenaran hakiki.gak peke ragu...

sumber informasi Islam menyatakan;
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah atsar melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Sallam bin Misykum, Nukman bin Aufa, Muhammad bin Dahiyyah, Syasy bin Qais dan Malik bin Shaif datang menemui Rasulullah saw. lalu mereka berkata kepadanya, “Bagaimana kami dapat mengikutimu sedangkan engkau telah meninggalkan kiblat kami (Baitulmakdis) dan engkau tidak mempunyai keyakinan, bahwa Uzair adalah anak Allah?”

sebagai asbabun nuzul at taubah diatas...

bagemana dengan literatur dari yahudi sendiri?
adakah yang menyiratkan seperti itu??

"Tunjukilah kami jalan yang lurus ... " (Al Fatihah 6) Sabda Isa kepadanya, "Akulah jalan ... " (Injil, Rasul Yahya 14:6)

Apakah kalimat 'ihdinaa alshshiraatha almustaqiima' - Tunjukilah kami jalan yang lurus, dalam surat al-fatihah 6 merujuk kepada Isa Almasih karena alkitab menyatakan dalam Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Bukan, istilah 'alshshiraatha almustaqiima' bukan merujuk kepada Isa Almasih. 

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (Al-Faatehah 6-7)

Apa itu jalan yang lurus..?? yaitu bukan jalan orang yang dimurkai Allah dan juga bukan jalan orang yang sesat. Siapa orang yang dimurkai Allah tersebut..?? 

Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup!



Pernahkah saudara mendengar dan melihat kalimat diatas ? Sebagai representatif dari penginjil kristen yang menggebu-gebu ? sebagai dasar opini bahwa yesus adalah jalan kebenaran dan hidup ? sehingga siapa yang tidak percaya kepada yesus akan di jebloskan ke neraka ? Tak mungkin dipungkiri bahwa ayat favorit dari evangelis adalah yang senada dengan judul diatas.
Saya akan mengutip penuh ayat yang dimaksud dan sering di gembar gemborkan oleh evangelis, yakni Yohanes pasal 14 ayat 6 :
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Bagaimana ? Menarik bukan ? Seorang Nabi yang suci berkata bahwa tidak seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Nabi tersebut, ini adalah suatu pernyataan yang gamblang, bahwa sesungguhnya jika ingin datang kepada Bapa harus melalui Yesus, apakah dengan duduk bersama disamping yesus kita telah datang kepada Bapa ? Jikalau demikian orang-orang yang tidak menjumpai yesus didunia ini tidak akan datang kepada bapa. Lantas bagaimana ?
Jelas yang dimaksud adalah datang dengan mematuhi perintah Bapa melalui yesus, ajaran yesus lah yang harus diikuti, namun kita tidak akan membahas lebih jauh tentang ajaran yesus dalam treahd ini. Kita akan fokus kepada perkataan yesus ditujukan untuk siapa ? Untuk seluruh dunia atau domba sesat dari Israe ? Mari kita uji.
Pertama, sebelum yesus mengatakan bahwa beliau adalah jalan kebenaran dan hidup, yesus juga mengatakan :

Minggu, 30 Desember 2012

Pembukuan Al Qur’an


Segala puji milik Allah, Dzat yang telah menurunkan Al Qur’an kepada pemimpin kita, Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallam. Sholawat dan salaam semoga Allah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad.
Islam sebagai sebuah kepercayaan, sistem ritual, dan sekaligus sistem kehidupan, tidak mungkin mempertahankan bentuk keaslian dan kesakralannya tanpa ada jaminan terhadap keotentikkan Al Qur’an. Oleh karena itu, sejak awal penurunan Al Qur’an, senantiasa ada sebagian umat islam yang membaktikan dirinya untuk menjaga keotentikan Kitab tersebut. Mereka telah mengembangkan sistem yang sedemikian rupa, sehingga sampai saat ini, kita masih bisa membaca wahyu yang diturunkan oleh Sang Pencipta itu persis sebagaimana Jibril ‘alaihis salaam mengajarkannya kepada Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallama.

Akan tetapi, musuh-musuh islam senantiasa ingin meruntuhkan islam dengan segenap cara. Keimanan terhadap Al Qur’an yang memiliki posisi sedemikian strategis tak luput dari incaran mereka. Mereka ingin mengarahkan tikaman langsung ke arah jantung keperayaan umat (aqidah) yang senantiasa memompa dan mengalirkan arus keimanan serta ketaqwaan keseluruh tubuh kaum muslimin. Jika kepercayaan terhadap Al Qur’an ini runtuh, tidak ada lagi yang bisa dipertahankan dari islam.
Salah satu usaha yang mereka lakukan untuk menebar keraguan terhadap Al Qur’an adalah memberikan persepsi yang lemah dan kabur mengenai sejarah pembukuan Al Qur’an. Mereka ingin menunjukkan sebuah fakta palsu bahwa Al Qur’an -dalam sejarahnya- memiliki banyak versi yang membingungkan, dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa mush-haf yang ada ditangan kita saat ini adalah benar-benar Al Qur’an, kalamullah. Allahumma-nshurnaa ‘alal qoumil kaafiriin!
Seorang orientalis, Gerd E. Joseph Puin, mengatakan, “Kaum muslim beranggapan bahwa semua yang ada di antara dua sampul (baca: Al Qur’an) adalah kata-kata Tuhan yang tidak pernah mengalami perubahan”. Kemudian dia berkata, “mereka suka mengutip (dari bible) teks yang menujukkan bahwa bible punya sejarah (penulisan pasca kematian yesus), dan dia tidaklah jatuh dari langit. Tetapi sampai saat ini, Al Qur’an selalu berada di luar diskusi seperti ini. Satu-satunya cara untuk menggempur dinding (keyakinan) ini adalah dengan membuktikan bahwa Al Qur’an juga memiliki sejarah (penulisan dan penyempurnaan pasca Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallama).1
Untuk membuktikan tuduhan mereka itu, mereka berusaha menunjukkan fakta tentang adanya keragaman teks dan bacaan (qiroah) pada masa-masa awal islam. Mereka menganggap, mushaf yang ada sekarang tidak mengakomodir keragaman itu. Oleh kaenanya, mereka mengkampanyekan usaha penyusunan “Al Qur’an ” edisi kritis sebagai tandingan Al Qur’an yang sebenarnya. Bahkan usaha ini telah mempengaruhi sebagian orang islam yang merasa inferior di hadapan orientalis dan menyangka bahwa usaha penyusunan edisi kritis adalah usaha yang jujur, ilmiah dan positif.
Tofik Adnan Amal menulis di harian Jawa Pos, 28 Oktober 2001, “Di kalangan muslim kebanyakan, teks (rasm) dan bacaan (qiro’ah) dalam mush-haf Al Qur’an dewasa ini diyakini sebagai rekaman lengkap dan otentik wahyu-wahyu Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wa sallama. yang dikodifikasi oleh Zaid bin Tsabit berdasarkan otoritas Kholifah `Utsman bin “affan. … Tetapi, orang yang mengetahui perjalanan sejarah Al Qur’an menyadari bahwa keadaan yang sebenarnya adalah tidak sesederhana itu. Sejarah awal Al Qur’an justru menunjukkan eksisnya keragaman tradisi teks dan bacaan kitab suci itu, yang karena dan atasnya dilakukan serangkaian upaya unifikasi untuk menjamin kemantapannya. … Proses (unifikasi) tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan bacaannya,… karena itu, tulisan ini juga akan membahas bagaimana menyelesaikan permasalahan itu lewat suatu upaya penyuntingan edisi kritis Al Qur’an.2