PENGERTIAN QIRA’AT
Dalam pandangan ulama, Qirâ’at (قراءات) secara etimologis merupakan
bentuk jama’ dari qirâ’ah (قراءة) yang merupakan bentuk masdar dari
qara’a (قرأ) yang berarti membaca.
Adapun secara
terminologi, qirâ’at dalam pandangan ulama memiliki beberapa pengertian.
- Qirâ’at berarti salah satu madzhab (aliran) pengucapan Qur’an
yang dipilih oleh salah satu imam qurra’ sebagai suatu madzhab yang
berbeda dengan madzhab lainnya berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai
kepada Rasulullah Saw.
- Menurut Imam Zarkasyi (W 794 H) qirâ’at ialah “Perbedaan
lafadz-lafadz yang tersirat dalam Al-Qur’an, baik mengenai
huruf-hurufnya maupun tentang Kaifiyyah nya dalam hal takhfîf, tatsqîl maupun antara keduanya
- Qirâ’at menurut Az-Zarqôni (W 1367 H) ialah, ” madzhab (aliran)
pengucapan al-Qur’an yang dipilih oleh salah satu imam qurra’
sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan madzhab lainnya, yang sesuai
dengan riwayat dan sanadnya, baik perbedaan yang berkenaan dengan
pengucapan dalam huruf ataupun dalam kaifiyahnya.
- Menurut Al-Bannâ ad-Dimyâtî, qirâ’at ialah “ilmu untuk mengetahui
kesepakatan pembaca atau pembawa al-Qur’an dan perbedaan mereka dalam
hal hadzaf, itsbât, tahrîk, taskîn, fasal, wasal dan lain-lain yang berkenaan dengan pengucapan, penggantian dan lainnya dari aspek pendengaran.
Dari pengertian qirâ’at diatas dapat kita simpulkan bahwa text
Al-Qur’an telah diturunkan dalam bentuk ucapan lisan, dan dengan
mengumumkannya secara lisan pula berarti Nabi Muhammad Saw, Secara
otomatis menyediakan teks dan cara pengucapannya pada umatnya,
kedua-duanya haram untuk bercerai.
Sejak zaman Rasulullah telah dikenal variasi bacaan Al-Qur’an, yang
Nabi sendiri menyatakan hal itu. Namun bukan berarti umat muslim boleh
membaca sesuai DIALEK mereka. Variasi bacaan tersebut telah ditetapkan
sejak masa Rasulullah yang sudah diakui kebenarannya oleh Rasulullah
sendiri.
“… dari Ubay bin Ka’ab mengatakan : Rasulullah bertemu dengan Jibril, maka beliau berkata :
‘Wahai Jibril, sesungguhnya saya diutus kepada umat yang buta huruf,
diantara mereka ada orang-orang tua dan sudah udzur, anak-anak, wanita,
hamba sahaya serta orang-orang yang tidak pernah membaca buku sama
sekali” , Jibril berkata : ‘Wahai Muhammad sesungguhnya Al-Qur’an itu
diturunkan atas 7 macam huruf ”
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa Rasulullah menerima wahyu
melalui malaikat Jibril dalam 7 macam huruf. Tujuh macam huruf ini yang
biasa disebut “Qira’at Sab’ah” (tujuh macam bacaan) . Varian bacaan ini
diperbolehkan oleh Rasulullah dan hanya terbatas apa yang diajarkannya.
Selanjutnya umat Islam tidak boleh berani membaca dengan selain yang
diajarkannya. Dan perbedaan cara baca itu pun tidak melahirkan suatu
pertentangan makna.
Mengenai bacaan, Al-Qur`an dibaca dengan beberapa model bacaan.