Isa bin Maryam. Nama itulah yang disebutkan dalam al-Quran seperti dalam
ayat :
وَإِذْ قَالَ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُم
مُّصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ
يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءهُم بِالْبَيِّنَاتِ
Dan
(ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat,
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini
adalah sihir yang nyata." (QS.61. Ash-Shaff : 6)
berikutnya dalam ayat yang artinya:
Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang
mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya:
ذَلِكَ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
Itulah Isa
putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka
berbantah-bantahan tentang kebenarannya." (QS. Maryam 19: 34)
dan ayat yang artinya:
Dan Zakariya, Yahaya, `Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh (QS.. al-An'am 6 : 85)
Dan Zakariya, Yahaya, `Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh (QS.. al-An'am 6 : 85)
dan ayat yang artinya:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai `Isa putera Maryam, ingatlah
nikmat-Ku kepadamu (QS.
al-Maidah 5:110).
Dan masih banyak lagi ayat yang lain.
Setelah itu nama al-Masih termaktub di beberapa ayat, di antaranya dalam
ayat yang artinya:
(Ingat!ah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorangputera yang diciptakan) dengan
kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera Maryam.13
dan firman Allah yang artinya:
dan firman Allah yang artinya:
Sesungguhnya al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam. 15
Sebagian ulama Salaf berpendapat, nabi Isa dijuluki al-Masih dati kata
saaha, yaitu karena sering berpindah tempat atau banyak berjalan kaki. Pendapat
lain mengatakan karena telapak kakinya datar. Dan ada juga yang memberi alasan
kata al-Masih dari akar kata ma sa ha, karena setiap kali ia mengusap orang
yang berpenyakit pasti sembuh dengan izin Allah.
Laits dan Abu `Ubaid berkata, kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani,
Machih. Kemudian diserap ke dalam bahasa Arab, dan lafadznya ikut berubah dari
huruf Syin Masyih menjadi huruf Sin Masih. Oleh sebab itu, maka kata al-Masih
tidak ada akar katanya dalam bahasa Arab. Namun mayoritas ulama (jumhur)
berpendapat, bahwa kata al-Masih itu adalah musytaq (memiliki akar kata).
Menurut ahli bahasa yang lain, kata ol-Mosih berarti asSiddiq (yang
membenarkan). Pendapat lain mengatakan, karena sentuhan (masaha) nabi Zakariya
kepada Isa. Dan juga yang memberi alasan karena nabi Isa berkelana di bumi
(dari kata masaha yang artinya qatha'a: menempuh jarak). Berikutnya ada ahli
bahasa yang memberi alasan, karena nabi Isa terlahir ke bumi tubuhnya sudah
terolesi minyak (dari kata masaha). Pendapat lain, karena nabi Isa ketika lahir
disentuh oleh keberkahan. Pendapat berikutnya, masih dari kata masaha yang
artinya khalaqa; nabi Isa diciptakan Allah dengan fisik yang sempurna dan
bagus. Dan masih banyak lagi pendapat lain, sebagaimana diterangkan Nawawi
dalam Syarh Muslim. 16 Wallahu'alam.
16.Lihat: Syarh
Kitab al-Imam Muslim li an-Nawawi, (Bab tentang al-Masih bin Maryam dan Masih
Dajjal), (1/510). Dan lihat Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar AI
'Asqalani, Kitab Hadits-hadits kisah para nabi. (6/544)
Lalu bagaimana pendapat tentang orang yang memakai ayat: "maka Kami
tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami". Menurut
mereka Ayat ini sebagai bukti, bahwa nabi Isa adalah anak Allah. Mahasuci Allah
setinggi-tingginya dari tuduhan orang-orang zalim seperti itu.
Ayat tersebut terdapat dalam surat at-Tahrim. Allah swt.
berfirman:
"dan Maryam puteri Imran
yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian
dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan
Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat."17
Dan selain itu ada di surat al-Anbiya' yang artinya:
"Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu
Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami" 18
Ayat menyatakan, bahwa peniupan ruh kepada Maryam dan ruh itu masuk melalui
kemaluannya, lalu setelah itu Maryam mengandung nabi Isa. Kemudian Allah
berfirman yang artinya:
"lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna".19
Ruh yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah malaikat yang bicara kepada
nabi Isa, "Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." 20
Dalam tafsir disebutkan, bahwa mafaikat meniupkan ke kantung baju Maryam,
lalu ruh itu masuk ke dalam rahim dan jadilah nabi Isa.
Yang dimaksud dengan Ruh adalah sesuatu (makhluk) yang diciptakan Allah
dari ruh, yang dengan adanya ruh tersebut makhluk menjadi hidup. Sama seperti
yang terjadi pada penciptaan nabi Adam, dijelaskan dalam al-Quran yang artinya:
"Maka apabilaAku telah menyempumakan kejadianya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk karnu kepadanya dengan bersujud.
" 21
Allah telah meniupkan ruh kepada Adam, demikian juga dengan nabi Isa yang
juga termasuk makhluk ciptaan Allah. Jelas disebutkan dalam ayat berikut yang
artinya:
"Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhann ya untuk mengatur
segala urusan. " 22
Dan Allah berfirman yang artinya:
Kesimpulannya, nabi Isa adalah
tercipta dari ruh yang berasal dari Allah, yakni ruh ciptaan Allah, dan der.gan
ruh itu pula Allah menciptakan sekalian manusia, dan manusia yang pertama ialah
nabi Adam. Allah berfirman yang artinya:
"Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur". 24
Dengan demikian, nabi Isa tidak
memiliki keistimewaan dengan keberadaan ruh yang ditiupkan kepadanya. Ruh yang
ditiupkan kepadanya sama dengan ruh yang ditiupkan kepada sekalian makhluk
ciptaan Allah yang bernyawa dan berjasad yang bergerak dan berkeliaran di atas
kulit bumi ini. Wallahu'alam. 25
21.QS. al-Hijr 15 : 29.
22.QS. al-Qadr 97 : 4.
23 QS. an-Naba' 78 :
38.
24.QS. as-Sajadah
32 : 9.
25.Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah menulis dalam bukunya al-Jawab Ash-Shahih li mon Boddalo bi
Din al-Mosih, ditahqiq dan dikomentari oleh Dr. Ali bin Hasan, Dr. Abdul
Aziz Askar dan Dr. Hamdan al-Hamdani (3/248), tentang penjelasan makna yang
tepat kata ruhullah:
Ruh Allah maksudnya adalah
mafaikat yang dianya adalah ruh pilihan Allah, dan Allah mencintainya,
seperti yang termaktub dalam al-Quran: lalu Kami mengutus ruh Kami
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha
Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa". la (Jibril) berkata:
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam 19:17-19). Allah memberitakan,
bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya kepada nabi Isa, lalu nabi Isa menjadi
manusia yang sempurna. Jelas, bahwa nabi
Isa adalah rasul utusan Allah. Maka dapat diketahui, ruh yang dimaksud dalam
ayat tersebut adalah malaikat, yaitu ruh pilihan Allah, kemudian Allah
menyandingkan kata ruh itu kepada Dzatnya, sama halnya dengan penyandingan kata
benda yang lain dengan lafzul jalalah, seperti dalam ayat: "(Biarkanlah)
unta betina Allah dan minumannya" (QS.
asy-Syams 91:13) dan ayat: "dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi
orang-orang yang thawaf dan orang-orang yang beribadat dan orangorang yang
ruku' dan sujud" (QS. AI-Hajj 22 : 26)
dan firman Allah: "(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya
hamba-hamba Allah minum... " (QS. al-Insan 76
: 6) Kata yang disandingkan kepada Allah, jika itu adalah kata
keterangan (sifat), tidak bermakna makhluk, seperti kata `llm, Qudrah, Kalam,
dan Hayat (hidup), menjadi sifat kesucian Allah. Dan jika kata itu adalah kata
benda, ia berdiri sendiri atau menjadi kata keterangan dari yang lain,
contohnya: kata bait (rumah), naqah (unta), `abd (hamba) dan ruh (nyawa)
menjadi milik, ciptaan yang disandarkan kepada pencipta dan pemiliknya. Hanya
saja, dalam kaidah idhafat, mudhaf ilaih
tidak terlepas dari pengkhususan kata mudhaf dengan sifat yang
membuat mudhaf ilaih berbeda dari yang lain sebagai syarat sahnya idhafat.
Misalnya, khusus Ka'bah, Naqah (unta tertentu) dan Ibadussholihin
(hamba-hamba shalih)-lah yang dimaksudkan dalam idhafat `baitullah', 'naqatullah
dan `ibadullah'. Demikianlah ruh khusus pilihan Allah yang disebut dalam
idhafat `ruhullah', tidak digeneralisir sehingga masuk ruh-ruh yang buruk,
seperti syeitan, orang-orang kafir. Ruh syeitan dan orang-orang kafir itu
memang makhluk ciptaan Allah, namun tidak sah diidhofatkan kepada Allah seperti
mengidhofatkan ruh-ruh yang suci dan bersih. Begitu juga tidak sah
mengidhofatkan segala benda mati kepada Allah kecuali Ka'bah, dan tidak sah
mengidhofatkan untaunta lain kecuali naqatullah (unta Allah) yang diterangkan
di surat asy-Syams, yaitu unta nabi Shalih.
Menurut pendapat saya: makna yang
tepat dari idhafat ruhullah itu adalah `malaikat utusan dari sisi Allah seperti
yang termaktub dalam al-Qur'an: la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya
aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki
yangsuci" (QS. Maryam 19 : 19),
dan bukan seperti yang didakwakan umat Nasrani: `Ruh Allah menyatu dengan jasad
Isa' atau `Ruh Allah pindah dari ke jasad fsa'. Mahasuci Allah
setinggi-tingginya dari tuduhan kotor mereka. Sekiranya ucapan umat Nasrani itu
benar, pasti mereka diwajibkan menyembah Adam as., sebab Arlam tidak mempunyai
ayah, dan sebab ruh Adam juga ditiupkan oleh Allah, sebagaimana termaktub dalam
al-Quran "Maka opabila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan
bersujud" (QS. al-Hijr 15:29).
Dengan demikian, di sana tiada perbedaan antara peciptaan Adam as. dan Isa as.
al-Quran menegaskan hal itu dalam ayat: "Sesungguhnya penciptaan 'Isa di
sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia" (QS. Ali `Imran
3:59). Kesimpulannya, sudah seharusnya bagi orang yang berkeyakinan
kontroversial untuk kembali ke jalan yang benar. Berpaling untuk menyembah
Allah yang Esa, yang tiada satu pun sekutu dengannya, baik itu dari jenis
malaikat ataupun nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar