Saul (Hakham Yahudi) ataukah
Paulus sang Rasul?
Paulus sang Rasul
(3 M - 62 M): Nama Ibraninya adalah Saul. Seorang penduduk Roma yang beragama
Yahudi, lahir pada tahun 3 masehi di kota Tarsus di sebelah selatan Turki, dari
kedua orang tua Yahudi keturunan Ibrahim. Ayahnya adalah orang Persia keturunan
Benyamin anak Yakub (Israel) (Roma 11:1). Paulus sendiri tidak meyakini
ketuhanan Al-Masih. Dia juga memandang para pengikut Al-Masih hanya sebagai
ancaman agama dan politik terhadap negara. Oleh karena itu dia menyiksa mereka
dengan siksaan yang sangat pedih dan mengusir mereka baik di dalam ataupun di
luar Yerusalem (Al-Quds).
Dalam perjalanannya dari Yerusalem menuju
Damaskus untuk menangkap orang-orang Kristen yang kabur dari Yerusalem, dia
berkata bahwa Al-Masih telah menampakkan diri kepadanya dan menuntunnya ke jalan
iman kepadanya (Kisah Para Rasul 22:1-11), dan sejak saat itu Paulus memikul
tugas menyebarkan ajaran Kristen, yang mana dia menulis empat betas surat
(dengan asumsi bahwa dia adalah penulis surat kepada kaum Ibrani) yang
seluruhnya dimasukkan ke dalam Alkitab dan dijadikan landasan di masa yang akan
datang -melalui keputusan Dewan Gereja Umum- pembentukan agama Kristen seperti
formatnya yang sekarang ini. Sampai-sampai julukan agama Kristen berubah menjadi
Al-Masihiyyah Paulus (Kristen Paulus).
Paulus berpindah-pindah tempat
pada saat penyebaran ajaran Kristen ke beberapa negara (Cyprus, Antiokhia,
Yerusalem, Syria, dan Roma), hingga dia mati terbunuh di Roma pada 22 Februari
62 Masehi (Ensiklopedia Encarta). Pendapat lain mengatakan bahwa dia mati pada
peristiwa terbakarnya Roma di masa pemerintahan Nero pada bulan Juli 64 Masehi
(Kamus Alkitab. Kamus Alkitab juga menyebutkan pendapat Ensiklopedia di atas).
Pada saat itu, kota Tarsus, kota di mana Paulus dibesarkan, merupakan
pusat perkembangan ilmu dan filsafat Stoicisme (ketenangan), yang memfokuskan
ajaran-ajarannya pada akhlak, dan aliran Panteisme (Wihdatui wujud). Pengaruh
aliran pemikiran tersebut tampak jelas dalam berbagai ungkapan Paulus tentang
dasar-dasar ajaran Kristen, seperti yang dijelaskan dalam kamus Alkitab
(Halaman: 196). Ini berarti bahwa Paulus memiliki latar belakang budaya filsafat
Yunani, dan juga budaya Yahudi (Perjanjian Lama) karena dia orang Yahudi.
Kami akan memulai dengan menggambarkan Paulus tentang dirinya dalam
suratnya kepada penduduk Roma, dia berkata:
[1] Dan Paulus, hamba
Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul (apostle) dan dikuduskan (separated)
untuk memberitakan Injil Allah. (Roma 1:1)
Dapat kita perhatikan
ayat di atas, bahwa ungkapan Yang dipanggil menjadi rasul berarti bahwa kata
rasul adalah ungkapan Paulus sendiri. Ini tidak sama artinya dengan kata Rasul
untuk Nabi Musa. Bisa jadi maksudnya apostle dalam bahasa Inggris yang juga
berarti murid (hawariy) bukan