Selasa, 12 Juni 2012
Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?
Indonesia tidak akan menoleransi
tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas.
”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian
Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas.
Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan
persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu
tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa
bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang
diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa
konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada
unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya
siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik
Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan
Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan
kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles
disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan,
Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk
ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk
(dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja
Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para
ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk
memisahkan Arab dengan Melayu.
Pancasila, Zionisme dan Freemasonry
TANGGAL 1 Juni disebut-sebut sebagai hari lahirnya Pancasila.
Menurut Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Pancasila merupakan karya
brilian Bung Karno. Benarkah demikian? Hal itu diucapkannya pada sebuah teve
swasta dalam acara memperingati Sewindu Reformasi, Mei 2006 silam. Bagaimana
Pancasila dapat dikatakan sebagai karya brilian Bung Karno yang telah menggali
nilai-nilai lokal kemudian diperahnya menjadi lima sila, dan salah satunya
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, padahal hanya Islam yang Tuhannya Maha
Esa. Agama selain Islam yakni Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu, Budha dan
Kong Hucu (bila diakui sebagai agama), semuanya adalah politheis, tidak Maha
Esa.
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Indonesia bergama Hindu dan animis. Ini adalah fakta sejarah. Lalu darimana dasar berargumen BK yang mengatakan bahwa ia mengambil saripati nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat Nusantara, dan memerahnya menjadi Pancasila. Padahal, animisme tidak ber-Tuhan Yang Maha Esa.
Sepanjang Orde Baru berkuasa, kepada rakyat Indonesia ditanamkan doktrin bahwa Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat, merupakan ajaran yang tak boleh dibantah.
Doktrin tersebut disosialisasikan pada setiap penataran P-4. Sehingga, kalau ada yang berani mengemukakan wacana lain, pasti akan dilibas habis. Tetapi, setelah Orba ambruk, berbagai teori yang menggugat asal muasal Pancasila yang konon sakti itu, justru banyak bermunculan.
Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Indonesia bergama Hindu dan animis. Ini adalah fakta sejarah. Lalu darimana dasar berargumen BK yang mengatakan bahwa ia mengambil saripati nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat Nusantara, dan memerahnya menjadi Pancasila. Padahal, animisme tidak ber-Tuhan Yang Maha Esa.
Sepanjang Orde Baru berkuasa, kepada rakyat Indonesia ditanamkan doktrin bahwa Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat, merupakan ajaran yang tak boleh dibantah.
Doktrin tersebut disosialisasikan pada setiap penataran P-4. Sehingga, kalau ada yang berani mengemukakan wacana lain, pasti akan dilibas habis. Tetapi, setelah Orba ambruk, berbagai teori yang menggugat asal muasal Pancasila yang konon sakti itu, justru banyak bermunculan.
Senin, 11 Juni 2012
Gereja Katholik: Sebagian Juz-Juz Kitab Suci (Bible) Tidah Shahih!?
Dewan Teologia Gereja Katholik Romawi mengeluarkan piagam pengajaran yang
menyebutkan bahwa sebagian juz-juz Kitab Suci (Bible) tidak shahih.
Para uskup Katholik di Inggeris, Wales dan Scotlandia mengingatkan para pengikut mereka yang mencapai 5 juta jiwa dan siapa saja yang membaca dan mengkaji Kitab Suci, “Mereka wajib untuk tidak memperkirakan bahwa apa yang ada di dalam Kitab Suci ditulis secara penuh ketelitian.”
Seperti yang dilaporkan surat kabar “Times” yang terbit di Inggeris, dalam edisi kemarin, Rabu, 5 Oktober 2005, para uskup tersebut menyebutkan di dalam piagam mereka yang diberi nama “Hibah Kitab Suci”, “Kita wajib untuk tidak memperkirakan akan menemukan ucapan yang ilmiah, detail, valid, dan empiris yang penuh keteletian atau pun sangat sempurna di dalam Kitab Suci.”
Situs Arabianet seperti yang dinukilnya dari surat kabar tersebut mengatakan, “Piagam tersebut mengandung beberapa komentar atas pasal-pasal ayat penciptaan ke-11 yang meriwayatkan dua kisah yang kontradiksi seputar penciptaan. Kisah tersebut termasuk di antara kisah-kisah yang oleh para uskup Katholik tersebut sangat ngotot untuk dinyatakan tidak mungkin merupakan sebuah sejarah.”
Situs tersebut menambahkan, piagam itu memaparkan sikap gereja Katholik sejak abad ke-17 ketika mengecam Galileo dan menganggapnya sebagai ‘Tukang Nyeleneh’ karena telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Kitab Suci. Galileo mendapat hukuman karena membela pandangan Copernicus seputar rotasi matahari.
Para uskup tersebut mengatakan, gereja wajib menyajikan Kitab Suci melalui cara-cara yang sesuai dengan zaman yang serba berubah, cara yang cerdas dan menarik bagi manusia yang hidup di masa ini.
Para uskup Katholik di Inggeris, Wales dan Scotlandia mengingatkan para pengikut mereka yang mencapai 5 juta jiwa dan siapa saja yang membaca dan mengkaji Kitab Suci, “Mereka wajib untuk tidak memperkirakan bahwa apa yang ada di dalam Kitab Suci ditulis secara penuh ketelitian.”
Seperti yang dilaporkan surat kabar “Times” yang terbit di Inggeris, dalam edisi kemarin, Rabu, 5 Oktober 2005, para uskup tersebut menyebutkan di dalam piagam mereka yang diberi nama “Hibah Kitab Suci”, “Kita wajib untuk tidak memperkirakan akan menemukan ucapan yang ilmiah, detail, valid, dan empiris yang penuh keteletian atau pun sangat sempurna di dalam Kitab Suci.”
Situs Arabianet seperti yang dinukilnya dari surat kabar tersebut mengatakan, “Piagam tersebut mengandung beberapa komentar atas pasal-pasal ayat penciptaan ke-11 yang meriwayatkan dua kisah yang kontradiksi seputar penciptaan. Kisah tersebut termasuk di antara kisah-kisah yang oleh para uskup Katholik tersebut sangat ngotot untuk dinyatakan tidak mungkin merupakan sebuah sejarah.”
Situs tersebut menambahkan, piagam itu memaparkan sikap gereja Katholik sejak abad ke-17 ketika mengecam Galileo dan menganggapnya sebagai ‘Tukang Nyeleneh’ karena telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Kitab Suci. Galileo mendapat hukuman karena membela pandangan Copernicus seputar rotasi matahari.
Para uskup tersebut mengatakan, gereja wajib menyajikan Kitab Suci melalui cara-cara yang sesuai dengan zaman yang serba berubah, cara yang cerdas dan menarik bagi manusia yang hidup di masa ini.
Pornografi dan Pornoaksi Dalam Kitab "Suci" Bible
Ada satu hal menarik kalau mengamati kelompok-kelompok yang paling keras menolak
RUU Pornografi dan Pornoaksi, datang dari kelompok-kelompok Gereja dan
organisasinya serta para pendeta/romo Katholik. Oleh sebab itu tidaklah
mengherankan, media yang paling intensif mempublikasikan setiap penolakan dan
perlawanan terhadap terhadap RUU-APP ini datang dari mereka. Misalnya kelompok
Gramedia dengan suratkabar KOMPAS dan TV7-nya. Juga Suara Katholik Universitas Atmajaya
Dalam kitab Bible sendiri masalah pornografi ini diungkapkan secara terang-terangan, bahkan terkesan vulgar. Ajaran sex bebas (Free Sex), pornografi dan pornoaksi yang kita kenal di dunia sekarang ini, bisa jadi terinspirasi oleh ayat-ayat dalam Bible tersebut. Marilah kita simak fakta-fakta tersebut yang kami kutip dari “Bible Digital” yang banyak disebarkan di internet misalnya.
Anak Gadis Meniduri Ayahnya :
(Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian: 19)
19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
Dalam kitab Bible sendiri masalah pornografi ini diungkapkan secara terang-terangan, bahkan terkesan vulgar. Ajaran sex bebas (Free Sex), pornografi dan pornoaksi yang kita kenal di dunia sekarang ini, bisa jadi terinspirasi oleh ayat-ayat dalam Bible tersebut. Marilah kita simak fakta-fakta tersebut yang kami kutip dari “Bible Digital” yang banyak disebarkan di internet misalnya.
Anak Gadis Meniduri Ayahnya :
(Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian: 19)
19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
Ambisi Terselung Dibalik Pesan Damai
Masih ingat dengan isu kasus perkosaan yang – katanya – dilakukan oknum yang
menyebut dirinya sebagai orang muslim pada etnis tertentu yang kebetulan
beragama Kristen pada kerusuhan 1998
Atau masih ingatkah anda pada berita tentang “Pengrusakan Sejumlah Tempat Ibadah Umat Kristen” di sejumlah Gereja di Jawa Barat yang gencar diliput oleh media cetak ataupun media elektronik pada bulan Agustus 2005…?
Tulisan ini saya salin dari hasil laporan Rizki Ridyasmara yang ditulis dalam majalah Saksi No.3 VII 28 September 2005, untuk menjawab isu-isu yang tidak ada dasarnya (tanpa bukti – red) yang sering beredar di milis ini, berikut petikannya.
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Syamsir Siregar amat kesal. Mengapa ada organisasi agama yang berani-beraninya memberi laporan bohong kepada Prisiden.. Pekan terakhir Agustus 2005, KWI dan PGI melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada puluhan[]/b] Gereja di Bandung dan sekitarnya ditutup dengan kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah [b]ormas Islam. Berita ini secepat kilat menyebar, tidak saja di Indonesia tapi hingga ke mancanegara lewat berbagai milis.
BIN sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas terpeliharanya stabilitas politik Negara, berinisiatif mengecek masalah yang sebenarnya terjadi. Sejumlah agen BIN langsung diterjunkan ke lapangan , beberapa aparat dan pejabat daerah terkait juga membantu untuk menguak berita ini. Hasilnya nihil
“Saya tegaskan, tidak ada yang namanya pengrusakan tempat ibadah sampai saat ini. Saya sudah cek, jadi jangan memberi laporan yang tidak ada buktinya” tandas Kepala BIN disela-sela rapat dengar pendapat dengan komisi III DPR di Senayan pada tanggal 31/8/2005.
Atau masih ingatkah anda pada berita tentang “Pengrusakan Sejumlah Tempat Ibadah Umat Kristen” di sejumlah Gereja di Jawa Barat yang gencar diliput oleh media cetak ataupun media elektronik pada bulan Agustus 2005…?
Tulisan ini saya salin dari hasil laporan Rizki Ridyasmara yang ditulis dalam majalah Saksi No.3 VII 28 September 2005, untuk menjawab isu-isu yang tidak ada dasarnya (tanpa bukti – red) yang sering beredar di milis ini, berikut petikannya.
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Syamsir Siregar amat kesal. Mengapa ada organisasi agama yang berani-beraninya memberi laporan bohong kepada Prisiden.. Pekan terakhir Agustus 2005, KWI dan PGI melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada puluhan[]/b] Gereja di Bandung dan sekitarnya ditutup dengan kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah [b]ormas Islam. Berita ini secepat kilat menyebar, tidak saja di Indonesia tapi hingga ke mancanegara lewat berbagai milis.
BIN sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas terpeliharanya stabilitas politik Negara, berinisiatif mengecek masalah yang sebenarnya terjadi. Sejumlah agen BIN langsung diterjunkan ke lapangan , beberapa aparat dan pejabat daerah terkait juga membantu untuk menguak berita ini. Hasilnya nihil
“Saya tegaskan, tidak ada yang namanya pengrusakan tempat ibadah sampai saat ini. Saya sudah cek, jadi jangan memberi laporan yang tidak ada buktinya” tandas Kepala BIN disela-sela rapat dengar pendapat dengan komisi III DPR di Senayan pada tanggal 31/8/2005.
AL-QURAN : FIRMAN TUHAN ATAU HASIL JIPLAKAN/CONTEKAN ???
PART I (a.1)
* Qs 5:27-32
# Tradisi kuno Yahudi (150-200 M) yg ditulis oleh Pierke Rabii Eleazer:
“ Adam dan Hawa duduk dekat mayat Habel,menangis karena tidak mengetahui apa yang harus diperbuat,mereka tidak mengerti (berpengetahuan) tentang penguburan.Seekor burung gagak hinggap,mengambil tubuh yang mati dari binatang jenisnya,dan setelah menggali-gali di bumi,dia menguburnya di depan mata mereka.Adam berkata:”mari kita meniru petunjuk gagak itu”,dan mengambil mayat Habel serta menguburnya dengan segera” (1)
# Jewish Mishnah Sandhedrin 4:5 yg ditulis pada abad 2:
“Kami menjumpai tulisan dalam kasus Kain yang membunuh adiknya,bahwa suara darah adiknya berteriak (kejadian 4:10).Darah disini dalam bentuk jamak,bukan tunggal,yaitu darahnya sendiri dan darah keturunannya.Manusia dicipta tunggal,untuk menunjukan bahwa orang yang membunuh seorang pribai (seorang manusia),kepadanya diperhitungkan bahwa dia telah membunuh suatu bangsa,dan orang yang menyelamatkan hidup seorang pribadi,kepadanya diperhitungkan bahwa dia telah menyelamatkan suatu bangsa.”(2)
Langganan:
Postingan (Atom)