Senin, 11 Juni 2012

Gereja Katholik: Sebagian Juz-Juz Kitab Suci (Bible) Tidah Shahih!?

Dewan Teologia Gereja Katholik Romawi mengeluarkan piagam pengajaran yang menyebutkan bahwa sebagian juz-juz Kitab Suci (Bible) tidak shahih.

Para uskup Katholik di Inggeris, Wales dan Scotlandia mengingatkan para pengikut mereka yang mencapai 5 juta jiwa dan siapa saja yang membaca dan mengkaji Kitab Suci, “Mereka wajib untuk tidak memperkirakan bahwa apa yang ada di dalam Kitab Suci ditulis secara penuh ketelitian.”

Seperti yang dilaporkan surat kabar “Times” yang terbit di Inggeris, dalam edisi kemarin, Rabu, 5 Oktober 2005, para uskup tersebut menyebutkan di dalam piagam mereka yang diberi nama “Hibah Kitab Suci”, “Kita wajib untuk tidak memperkirakan akan menemukan ucapan yang ilmiah, detail, valid, dan empiris yang penuh keteletian atau pun sangat sempurna di dalam Kitab Suci.”


Situs Arabianet seperti yang dinukilnya dari surat kabar tersebut mengatakan, “Piagam tersebut mengandung beberapa komentar atas pasal-pasal ayat penciptaan ke-11 yang meriwayatkan dua kisah yang kontradiksi seputar penciptaan. Kisah tersebut termasuk di antara kisah-kisah yang oleh para uskup Katholik tersebut sangat ngotot untuk dinyatakan tidak mungkin merupakan sebuah sejarah.”

Situs tersebut menambahkan, piagam itu memaparkan sikap gereja Katholik sejak abad ke-17 ketika mengecam Galileo dan menganggapnya sebagai ‘Tukang Nyeleneh’ karena telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Kitab Suci. Galileo mendapat hukuman karena membela pandangan Copernicus seputar rotasi matahari.

Para uskup tersebut mengatakan, gereja wajib menyajikan Kitab Suci melalui cara-cara yang sesuai dengan zaman yang serba berubah, cara yang cerdas dan menarik bagi manusia yang hidup di masa ini.


Mereka melanjutkan, di dalam Kitab Suci terdapat beberapa paragraf yang benar berbicara tentang penyelamatan manusia, akan tetapi kita wajib pula untuk tidak memperkirakan bahwa di dalam Kitab Suci itu terdapat ketelitian yang sempurna mengenai beberapa permasalahan duniawi yang lain. Demikian seperti yang mereka nyatakan.

Di dalam piagam tersebut, para uskup juga mengklaim bahwa sebagian paragraf telah digunakan sebagai argumentasi untuk menentang Semitisme dan memperlakukan orang-orang Yahudi secara keji. Mereka menyebut paragraf-paragraf tersebut sebagai contoh atas hal yang berlebih-lebihan dan sensasional yang menimbulkan dampak yang sangat ironis karena memprovokasi sikap kebencian.

Dengan redaksi yang sama di dalam piagam mereka, para uskup tersebut menolak nubuwat ayat tentang mimpi di akhir kitab dalam Injil, yang dinisbatkan kepada al-Masih. Di situ, penulisnya menyifati kebangkitan al-Masih dan kematian binatang ternak.

Para uskup tersebut mengomentari, “Sesungguhnya bahasa simbolik seperti ini wajib dihormati seperti apa adanya akan tetapi bukan agar dapat ditakwil secara harfiah. Demikian pula, wajib untuk tidak memperkirakan dapat menyingkap rincian-rincian di dalam Kitab Suci mengenai kapan dunia berakhir.”

Surat kabar ‘Times’ menutup, para uskup tersebut menyebutkan juga di dalam piagam mereka bahwa orang-orang sekarang sangat ingin tahu mengenai segala sesuatu yang dapat dipercaya dan benar serta pantas untuk diperhatikan. (ismo/AH)

Tidak ada komentar: