Selasa, 19 Juni 2012

Jurus ‘Ngeles’ Pastor Membela Kepalsuan Bibel




A. Ahmad Hizbullah MAG
[www.ahmad-hizbullah.com]

   
Alih-alih memberi pertanggungjawaban iman untuk memberi referensi terhadap umat Kristen dalam menghadapi pertanyaan umat Islam perihal iman Kristiani, Romo Professor Christian W Troll SJ menulis buku “Christian Responses to Muslim Questions.” Buku apologetika Kristiani ini diterbitkan dalam edisi Indonesia “Muslim Bertanya Kristen Menjawab” oleh Gramedia.
Dalam pengantarnya, Christian Troll mengutip Al-Qur'an surat An-Nahl 125 sebagai salah satu argumen mengapa buku itu ditulis. Ayat ini dipadukan dengan ayat Bibel (I Petrus 3:15) sebagai landasan dialog antar iman.

Dalam buku setebal 256 halaman ini, Pastor Troll menjawab berbagai pertanyaan umat Islam terhadap iman Kristiani. Seluruh pertanyaan itu diklasifikasikan dalam 12 bab mulai dari masalah otentisitas kitab suci, ketuhanan Yesus, doktrin Trinitas, penyaliban, penebusan dosa, hingga gereja dan pluralitas agama.

Pada Bab I “Kitab Suci dan Sabda Tuhan” (hlm 1-11), Troll berusaha menjawab berbagai pertanyaan umat Islam terhadap otentisitas Alkitab (Bibel). Ia memulai dengan memaparkan sebelas pertanyaan umat Islam, di antaranya:

1. Mengapa Injil berjumlah empat dan bukan satu? Manakah Injil yang bersifat asli?
2. Apakah adanya perbedaan penyajian di dalam keempat Injil merupakan bukti bahwa Injil itu sudah tidak asli lagi?
3. Bagaimana mungkin Kitab Suci adalah Sabda Tuhan, kalau hampir semua kitab itu memakai nama pengarangnya (Yesaya, Matius, Markus, dsb)?
4. Bagaimana bisa mengukur kredibilitas para penulis kitab suci sebagai Pembawa Berita padahal mereka sendiri bukan saksi mata terhadap wahyu dan juga bukan merupakan orang-orang yang menerima dan memberikan berita dari para pendahulu dan menyampaikannya kepada generasi-generasi berikutnya secara tidak terputus, sebagaimana terjadi dengan kumpulan tulisan berbagai kata dan tindakan Nabi Muhammad SAW yang disebut hadits itu? Penginjil Lukas misalnya tidak pernah bertemu dengan Yesus secara pribadi, dan di awal Injilnya pun dia tidak menyebut nama-nama pendahulu yang memiliki otoritas sebagai saksi-saksi tentang hidup dan karya Yesus (lihat Lukas 1:1-4).

Selasa, 12 Juni 2012

Asal Usul Zionisme

Nabi Daud AS, yang juga raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Nabi Daud AS tinggal di benteng itu dan diberinya nama: “bandar Daud” (Samuel II 5:7-9)

Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan tinggal di tempat itu: “Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion” (Mazmur 9:11).

Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun Nabi Musa AS tidak sampai pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis.

imageUntuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (baca: keyahudian), keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata “Palestina”, yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama “Israel” untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik (baca: dunia internasional), bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Pada hal dalam hakikatnya secra substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme.

RAHASIA KECERDASAN GOLONGAN YAHUDI





Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu?



Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.

Pancasila, Zionisme dan Freemasonry

TANGGAL 1 Juni disebut-sebut sebagai hari lahirnya Pancasila. Menurut Syafi’i Ma’arif, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Pancasila merupakan karya brilian Bung Karno. Benarkah demikian? Hal itu diucapkannya pada sebuah teve swasta dalam acara memperingati Sewindu Reformasi, Mei 2006 silam. Bagaimana Pancasila dapat dikatakan sebagai karya brilian Bung Karno yang telah menggali nilai-nilai lokal kemudian diperahnya menjadi lima sila, dan salah satunya berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, padahal hanya Islam yang Tuhannya Maha Esa. Agama selain Islam yakni Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu, Budha dan Kong Hucu (bila diakui sebagai agama), semuanya adalah politheis, tidak Maha Esa.

Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Indonesia bergama Hindu dan animis. Ini adalah fakta sejarah. Lalu darimana dasar berargumen BK yang mengatakan bahwa ia mengambil saripati nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat Nusantara, dan memerahnya menjadi Pancasila. Padahal, animisme tidak ber-Tuhan Yang Maha Esa.

Sepanjang Orde Baru berkuasa, kepada rakyat Indonesia ditanamkan doktrin bahwa Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat, merupakan ajaran yang tak boleh dibantah.

Doktrin tersebut disosialisasikan pada setiap penataran P-4. Sehingga, kalau ada yang berani mengemukakan wacana lain, pasti akan dilibas habis. Tetapi, setelah Orba ambruk, berbagai teori yang menggugat asal muasal Pancasila yang konon sakti itu, justru banyak bermunculan.

Senin, 11 Juni 2012

Gereja Katholik: Sebagian Juz-Juz Kitab Suci (Bible) Tidah Shahih!?

Dewan Teologia Gereja Katholik Romawi mengeluarkan piagam pengajaran yang menyebutkan bahwa sebagian juz-juz Kitab Suci (Bible) tidak shahih.

Para uskup Katholik di Inggeris, Wales dan Scotlandia mengingatkan para pengikut mereka yang mencapai 5 juta jiwa dan siapa saja yang membaca dan mengkaji Kitab Suci, “Mereka wajib untuk tidak memperkirakan bahwa apa yang ada di dalam Kitab Suci ditulis secara penuh ketelitian.”

Seperti yang dilaporkan surat kabar “Times” yang terbit di Inggeris, dalam edisi kemarin, Rabu, 5 Oktober 2005, para uskup tersebut menyebutkan di dalam piagam mereka yang diberi nama “Hibah Kitab Suci”, “Kita wajib untuk tidak memperkirakan akan menemukan ucapan yang ilmiah, detail, valid, dan empiris yang penuh keteletian atau pun sangat sempurna di dalam Kitab Suci.”


Situs Arabianet seperti yang dinukilnya dari surat kabar tersebut mengatakan, “Piagam tersebut mengandung beberapa komentar atas pasal-pasal ayat penciptaan ke-11 yang meriwayatkan dua kisah yang kontradiksi seputar penciptaan. Kisah tersebut termasuk di antara kisah-kisah yang oleh para uskup Katholik tersebut sangat ngotot untuk dinyatakan tidak mungkin merupakan sebuah sejarah.”

Situs tersebut menambahkan, piagam itu memaparkan sikap gereja Katholik sejak abad ke-17 ketika mengecam Galileo dan menganggapnya sebagai ‘Tukang Nyeleneh’ karena telah menghina keyakinan yang sudah berkembang ketika itu seputar wahyu ilahi di dalam Kitab Suci. Galileo mendapat hukuman karena membela pandangan Copernicus seputar rotasi matahari.

Para uskup tersebut mengatakan, gereja wajib menyajikan Kitab Suci melalui cara-cara yang sesuai dengan zaman yang serba berubah, cara yang cerdas dan menarik bagi manusia yang hidup di masa ini.

Pornografi dan Pornoaksi Dalam Kitab "Suci" Bible

Ada satu hal menarik kalau mengamati kelompok-kelompok yang paling keras menolak RUU Pornografi dan Pornoaksi, datang dari kelompok-kelompok Gereja dan organisasinya serta para pendeta/romo Katholik. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan, media yang paling intensif mempublikasikan setiap penolakan dan perlawanan terhadap terhadap RUU-APP ini datang dari mereka. Misalnya kelompok Gramedia dengan suratkabar KOMPAS dan TV7-nya. Juga Suara Katholik Universitas Atmajaya

Dalam kitab Bible sendiri masalah pornografi ini diungkapkan secara terang-terangan, bahkan terkesan vulgar. Ajaran sex bebas (Free Sex), pornografi dan pornoaksi yang kita kenal di dunia sekarang ini, bisa jadi terinspirasi oleh ayat-ayat dalam Bible tersebut. Marilah kita simak fakta-fakta tersebut yang kami kutip dari “Bible Digital” yang banyak disebarkan di internet misalnya.

Anak Gadis Meniduri Ayahnya :
(Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian: 19)

19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.